Posted by : Unknown Saturday 5 October 2013


Di malan hari yang tenang dan damai, saat semua orang tertidur. Hanya satu orang saja yang masih terjaga, seorang gadis berambut hijau yang memiliki mata semerah darah. Sedang menatap kebunnya yang kosong dan hanya berisi satu Bungan di dalam pot, namun kalau di lihat-lihat itu bukan Bungan melainkan sebuah tangan yang di tanam. Gadis itu tersenyum menyeramkan dengan tubuh yang berlumuran darah dan lumpur membuat dirinya tambah menyeramkan.

“hihihihi…. Bungan ku cantik….”

“tapi aku akan mengoleksi yang lain… seperti kuning, lalu biru, hijau, pink, ungu dan masih banyak lagi…. Hahahahahaha….”

Gadis itu tersenyum menyeramkan, gadis itu bernama vanilla. Seorang gadis yang pendiam tapi sekarang dia berubah. Mungkin karna kejadian waktu itu, saat ia bertengkar dengan rapha.
-Flash Back-

“berkebun? Aku tidak mau! Itu membuat tubuhku kotor!” ucap rapha tegas

“tapi rapha berkebun iitu menyenangkan…” jawab vanilla

“kau minta sama yang lain saja! Aku tidak mau!”

“Tapi yang lain pada sibuk, cuman rapha yang ……”

“sudah diam! Aku tidak mau, vanilla!” rapha berjalan menjauhi vanilla yang sedang membatu dan kembali ke kamarnya.

“seemuanya menyebalkan! Kenapa mereka selalu beralasan!” vanilla menatap sekeliling kamarnya dan melihat novel fear garden

“aku tau cara berkebun yang menyenangkan….” Vanilla mulai tersenyum, namun senyumannya amat menyeramkan.
***

“kenapa kau mengajak ku lagi? Akukan sudah menolak!” kata rapha yang mengikuti vanilla

“aku mau menunjukkan cara berkebun yang menyenang kan….”

“menyenangkan? Kebunmu saja kosong melompong gitu! Kau pasti mau bilang kalau kau mau menyerah…” ucap rapha mengejek

“bukan rapha.. aku akan menanam Bungan yang amat sangat indah…”ucap vanilla sambil tersenyum

“huh.. aku tidak percaya…”

“ya…. Ya… ya… itu setterah kau saja, aku masih banyak urusan!” rapha memunggungi vanilla dan berjalan menjauhinya

“kau tidak boleh pergi rapha, karna di tubuhmulah bungaku berada…” vanilla menusuk punggung rapha sambil menunjukkan senyuman yang mengerikan

“a…apa… yang… kau… laku…kan…” ucap rapha terbata-bata

“aku mau tanganmu untuk ku jadikan Bungan….”

“a…apa!!” rapha ingin berteriak namun jantungnya keburu di tusuk dengan pisau

“hahahahaha…..” tawa melengking vanilla tersebar di kebunnya

Vanilla memotong tangan rapha dan menanamnya di pot bunga

“cantik…” ucap vanilla yang melihat bunga pertamanya

Vanilla langsung mengubur jasad rapha agar menghilangkan sebuah jejak

“nah…. Rapha ternyata tubuhmu berguna juga untuk ku jadikan pupuk… jadi aku tak perlu beli pupuk…” vanilla menatap bunganya sambil tersenyum.
***

Ke esokan paginya, sikap vanilla tetap seperti biasanya. Jarang berbicara dan amat sangat tenang

“anno… vanilla kau tau dimana, rapha ?” Tanya seorang wanita berambut pink bernama sakuraba

“tidak…”

“hah… rapha kemana ya… padahal aku ada urusan dengannya…” sakuraba berjalan mencari rapha lagi

“sakuraba…”

“ya? Ada apa vanilla?” sakuraba berjalan mendekati vanilla

“kau mau membantuku?”

“tentu, membantu apa vanilla?”

“bantu aku membereskan gudang peralatan”

“ah… tentu”

“aku tunggu kau di sana…” vanilla berjalan pergi menuju gudang peralatan

“okidoki…”

***

“nee… vanilla…” teriak sakuraba saat berada di dekat gudang peralatan

“hmm… sepertinya vanilla ada di dalam gudang” sakuraba membuka pintu gudang

-pletak-

“akh!!” sebuah benda keras menghantam kepala sakuraba

Kepala sakuraba mengeluarkan darah dan membuat pandangannya kabur, ia melihat sosok vanilla samar-samar. Ia lihat vanilla tengah tersenyum senang sambil menenteng besi yang terkena darah sakuraba

“va…vanilla…” ucap sakuraba lirih

“nee… sakuraba….” Vanilla membuang besinya dan mengeluarkan sebuah pedang

“ma… mau… ap… apa…” ucap sakuraba terbata-bata

“memotong tanganmu…”  ucap vanilla santai

“tid....akkhhh..... ” ucapan sakuraba terpotong karna vanilla telah memotong tangan kiri sakuraba

“ha ha ha..... satu lagi....” ucap vanilla sambil tersenyum

“jang.... aaaaakkkhhhhh............” sakuraba berteriak kencang karna kepalanya telah hancur menjadi dua

“hahahahahaha..... selamat tidur nyenyak sa-ku-ra-ba......” kata vanilla tanpa berdosa dan kembali memotong tangan kanan sakuraba

“hi...hi...hi....” vanilla memasukan tangan sakuraba kedalam tasnya, dan berjalan keluar dari gudang peralatan dan membiarkan mayat sakuraba di gudang peralatan.
***

Saat vanila menyelusuru lorong, ia berpapasan dengan Takuto yang saat itu tengah berkunjung ke markas galaxy angel. Takuto yang melihat tubuh vanilla penuh darah sedikit khawatir dan cemas.

“hei, vanilla! Kau kenapa?” tanya takuto cemas

Vanilla hanya diam tak mengubris pertanyaan takuto, namun sebuah ide licik muncul di otak vanilla. Ide untuk mendapatkan bunga yang lainnya.

“takuto...” ucap vanilla lirih

“kau kenapa?! Siapa yang membuatmu seperti ini!” ucap takuto geram

“ikut aku, akan ku kasih tau...” vanilla berjalan melewati sebuah lorong yang sudah lama tidak di pakai

“vanilla? Sebenarnya siapa yang menyerangmu?”

Vanilla hanya diam dan masuk ke sebuah ruangan kosong, dan takuto berada tepat di belakangnya.

“vanilla...” ucap takuto pelan

“takuto... aku...” vanilla memeluk takuto, namun mimik wajah takuto bukan seprti senang namun kesakitan

“ugh... va...vanilla...?” ucap takuto sambil menahan sakit “(kenapa perutku sakit sekali! Rasanya perutku ketusuk benda tajam, tapi tak mungkin vanill melakukan itu....)” batin takuto

“takuto.. aku... mau...”kata vanilla putus-putus

“kau... mau apa...? egh...”

“aku... mau tanganmu !!” ucap vanilla, sontak membuat takuto kaget

Vanilla menusukkan sebuah pisau ke perut takuto saat memeluknya dan sekarang menusuk tepat di jantung takuto dan membuat takuto sekarat.

“akkhhh....”

“ah hahahahahaha.......” vanilla tertawa senang saat melihat takuto mau mati

“sampai bertemu di neraka kapten takuto.....” vanilla memotong kedua tangan takuto dan membuat takuto berhenti bernafas

Vanilla berjalan keluar dari ruangan itu dan menutup pintunya rapat-rapat.
***

Vanilla menyelusuri lorong dengan santai tanpa menghawatirkan jejak darah yang ia buat dan tetesan darah yang terus menetes dari tangan korbannya, saat melewati sebuah ruangan terdengar suara tembakan yang menggema di telinga vanilla dan membuat vanilla tersenyum senang.

“aku akan mendapatkan bunga lagi.... hihihihi....”

Vanilla membuka pintu ruangan itu dan mellihat seorang wanita yang dengan lihai memainkan pistolnya untuk mengenai sasaran.

“forte....” ucap vanilla, wanita itu merasa namanya di panggil dan melihat ke arah vanilla

“ahh... vanilla! Apa yang terjadi padamu!” ucap forte khawatir karna melihat tubuh vanilla penuh darah

“hehehehe....” vanilla hanya tertawa

“hah... kenapa kau malah tertawa....”

“maaf....” ucap vanilla sambil tersenyum

“aku ambilkan baju untukmu! Kau tunggu di sini ya!” ucap forte sambil meninggalkan vanilla sendirian

“iya....” ucap vanilla sambil tersenyum menyeramkan

“forte bodoh, aku kan jadi dapat senjata untuk membunuhmu....” vanilla tersenyum senang dan menyebunyikan pistol milik forte

“vanilla! Ini bajumu!” ucap forte sambil memberikan baju ke vanilla

“ah! Terima kasih forte!”

“tentu... oh ya aku buatkan teh ya...”

“terima kasih....”

Saat forte berbalik, vanilla langsung menembakkan pistol forte ke arah kepalanya (forte) dan membuat forte sekarat

“a... apa... ya..ng...” ucap forte terbata-bata

“hi...hi..hi... bagaimana rasanya tertembak senjata sendiri?” ucap vanilla sambil menginjak kepala forte

“ap...” ucapan forte tak bisa di lanjutkan karna ia telah meninggal

“hah... payah....” ucap vanilla sambil memotong kedua tangan forte

“forte kenapa kau terlalu bodoh....” ucap vanilla santai smabil memasuki tangan forte ke dalam tas
***

Sebelum vanilla bejalan ke kebunnya, ia melihat mint yang tengah membetulkan mesin pesawat miliknya.

“mint....” ucap vanilla

“hn?” mint tidak mengubris omongan vanilla karna ia sedang membetulkan pesawatnya dengan listrik tenggan tinggi

“mint....!” ada sedikit tekanan di ucapan vanilla

“apa??” ucap mint sedikit kesal

“kau begitu kotor!” ucap vanilla sambil melirik tangan mint yang di pakaikan sarung tangan karet

“vanilla kau yang kotor! Lihat tubuhmu! Penuh dengan darah??” muncul sebuah keraguan di omongan mint bicara darah

“memang kenapa kalau aku penuh darah?” ucap vanilla sambil tersenyum menyeramkan

“emmm.... ti..dak....” ucap mint kikuk

“kau mau ku bantu tidak??”

“tidak usah....”

“aku bantu ya....” vanilla mendekati mint sambil menunjukan pedangnya

“TIDAK PERLU!!” mint berteriak karna ia takut dengan vanilla

“kau kenapa mint?? Aku hanya ingin membantu agar tanganmu tidak kotor.... xixixixi....”

“ti... aakkkkhhhhh......!!!” teriakkan mint bagaikan musik telingan vanilla saat mendapatkan bunga barunya

“hehehehe sampai nanti di neraka mint....” vanilla mendorong mint ke dalam mesin yang tengah bertengan tinggi dan memuat mint mati dengan tersebarnya bau gosong
***

Hari sudah larut, vanilla yang tengah senang menanam bungannya di kebunnya. Vanilla menatap kebunnya rasa kecewa melanda hati vanilla dan membuat ia sedih.

“bunga ku hanya sedikit... aku ingin bunga lagi....” ucapnya sambil terenyum menyeramkan

Terdengar suara pintu yang di buka dan membuat vanilla tersenyum ke arah orang yang membuka pintu itu, seorang pria paruh baya yang terkejut melihat kebun vanilla dan membuat ia bergidik ketakutan.

“prof....” ucap vanilla mendekati pria itu

“vanilla apa yang kau lakukan!” ucap pria itu sedikit takut

“berkebun....” vanilla tambah dekat dengan pria itu

“berkebun ap... aakkkkhhhhh!!!” terdengar suara teriakan melengking lagi dan membuat vanilla tertawa senang

“selamat tidur prof....” vanilla tersenyum senang dan menanam bungan barunya lagi

“kebun ku yang paling indah....” ucapnya tersenyum
-FIN-

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

Powered by Blogger.

- Copyright © My World - Hatsune Miku - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -