Posted by : Unknown Wednesday 26 August 2015


gambar hanya untuk Ilustrasi (walau gak nyambul LOL)


ini terus-menerus terjadi. Kira-kira sampai kapan perang ini terjadi? Dan sebenarnya untuk apa perang ini terjadi?. Terkadang para anggota Kerajaan serta para Count  hanya mengatakan ‘Perang ini pasti akan cepat berakhir!!’ dan sepertinya hal ini bohong. Semua itu aku sadari saat aku mulai beranjak Remaja. Aku yang mulai kritis mencari tau apa penyebab perang sebenarnya. Begitu pun dengan Kyle dan Roger, mereka mulai berlatih kemiliteran untuk menjadi Ksatria dan meraih perdamaian yang diimpikan.

“lihat siapa yang tengah serius dan menjadi bahan pembicaraan gadis-gadis” ujarku dengan ketusnya. Walaupun ketus, tetap saja aku menatap kedua sahabatku dengan hangatnya yang tengah dikerubungi gadis-gadis desa.

“Hei Roger! Lihat siapa yang membawa makan siang kita” pendengaran Kyle memang bagus. Didalam kerubungan dan bisingnya suara gadis-gadis, suaraku yang bisa terbilang pelan dapat didengarkan.

“Oh. Alice kau lama.” Berbeda dengan Kyle yang tetap terlihat ceria. Roger tumbuh menjadi pria yang kalem serta tidak terlalu banyak bicara. “dan sebaiknya kalian pergi nona-nona, kami ingin istirahat dari gangguan kalian” sekalinya bicara begitu dingin dan menyelekit. Walau penggemarnya tetap banyak.

Rasanya tanpa aku sadari, kita mulai berubah menjadi kepribadian yang baru dan lebih dewasa. Padahal belum lama kita masih suka bermain panas-panasan dan berkotor-kotor bersama. Tapi kini, di hadapanku dua orang ksatria yang mungkin akan mengubah takdir dengan membuat perdamaian. Walaupun, aku tidak tau sampai kapan kedamaian sementara ini berlanjut. Karena, bau bubuk mesium dari balik bukit semakin pekat menyengat indra penciumanku. Otakku pun terus aku perah untuk mencari jalan keluar permasalahan peperangan. Anggota kerajaan tidak mungkin ingin menyerah dalam peperangan. Harga diri mereka terlalu tinggi bila disuruh menyerah begitu saja apa lagi kalau sudah berurusan dengan memperkaya diri.

Bukannya semakin kritis, malah semakin prihatin. Aku tidak tega melihat para warga desa yang bersusah payah bertahan hidup, malah harus setengah mati memikirkan cara untuk membayar pajak. Tidak ada lagi kebaikan. Tidak ada lagi keprihatinan petinggi kerajaan. Janji hanyalah janji yang tidak akan terjadi.

“lice… Alice…… ALICE!!” Teriak Kyle. Suara teriakan Kyle membuatku tersadar dari lamunanku.

Aku langsung menatap Kyle “ehh? Iya. Ada apa?” jawabku seadanya.

“Makanya kalo orang ngomong dengerin” Desis Roger “bagaimana dengan permohonanmu? Apa diterima?” Walau ucapan Roger terkadang kasar, tapi aku tau perlakuannya sangat baik. Buktinya dia menepuk kepalaku dengan lembut.

Seketika wajahku menjadi murung “Hahh….” Aku menghela nafas dengan beratnya. “Belum, tapi sepertinya salah satu dewan yang ada yang begitu tidak sukanya dengan aku ikut serta sebagai calon dewan.” Aku tersenyum kecil. Terkadang aku tidak yakin bisa mencapai apa yang kita harapkan menjadi kedutaan perdamaian itu sulit, terlebih lagi Kerajaan ini sudah terlalu lama berperang. Selalu saja membuat beban pikiranku numpuk.

“Bodoh..” Roger menyentil keningku. “Bego..” dan dilanjut Kyle yang menjitak kepalaku. “Kami akan mendukung dan melindungimu, Alice!” Ujar mereka berdua.

Perkataan mereka benar. Aku terlalu bodoh karna membebani pikiranku. Padahal, mereka pasti akan selalu mendukungku dan melindungiku apapun yang terjadi. Aku telah lupa akan semua hal itu. Aku terlalu hanyut dalam pemikiranku yang terlalu kuno. Apapun yang terjadi, aku harus terus bangkit untuk menggapai impian kami dan mendukung mereka untuk menjadi ksatria yang sebenarnya. Dan saat kami sudah meraih itu semua apa kami akan tetap seperti ini?.

****

Berkali-kali penolakan dan pertemuan dengan para petinggi Kerajaan tidak membuatku menyerah. Karena Aku, Kyle, dan Roger tengah menggapai Impian kita masing-masing. Aku yang ingin maju sebagai wakil Kerajaan sebagai Kedutaan Perdamaian. Kyle yang tengah dalam masa percobaan terbang untuk menjadi Pilot di kemiliteran. Dan Roger, ingin maju dalam barisan terdepan dalam perang. Mungkin akan sulit bagi kami, tapi apapun yang terjadi kita tidak akan kalah sampai bau bubuk mesium di balik bukit itu hilang. Dan mungkin, sekarang adalah waktu penentuanku untuk menggapai impianku.

“Jadi kau lagi? Bukankah Anda… siapa? Ah ya. Nona Craven Alice telah ditolak berkali-kali?” Seorang Petinggi Kerajaan seakan bosan melihatku. Aku tau, aku sudah berkali-kali daftar sebagai Dewan Kedutaan untuk Perdamaian. “Para Count dan Countess saja banyak yang gagal. Seharusnya kau sadar diri Nona. Kau hanya seorang gadis desa biasa.” Ketusnya.

Aku hanya bisa bersabar mendengar ucapan Petinggi Negera itu. Seakan, dia selalu benar dan memandang rendah para warga desa. “Apa salahnya gadis desa menjadi wakil perdamaian?! Tidak selamanya para Count atau Countess tau, apa yang tengah dihadapi warga desa karena perang ini! Saya tidak akan menyerah sampai wakil perdamaian memang sudah ditentukan! Bahkan seperti yang anda bilang para Count dan Countess saja tidak pantas berarti sebuah status kedudukan tidak ada artinya bukan!? Bahkan mereka yang bangsawan sama buruknya dengan gadis desa sepertiku! Tidak! Mereka lebih buruk karna tidak ada niat untuk bangkit!!” aku keceplosan. Mungkin aku terlalu banyak bicara, bahkan aku tidak berani mengangkat wajahku untuk melihat para petinggi Kerajaan.

Habis sudah impianku, mungkin aku tidak akan bisa lagi muncul dikompetisi ini lagi. Maaf kan aku Kyle, Roger. Aku tidak bisa menggapai impian kita bersama.

“Craven Alice.” Suara yang berat nan tegas membuatku menatap sosok sang pemilik suara, Sang Raja. Suara itu berasal dari sang Raja dan aku benar-benar kaget karena sang Raja mengetahui namaku. “ Ucapanmu memang tidak bisa dimaafkan.” aku tertegun mendengar apa yang dikatakan Raja. Mungkin aku benar-benar tidak akan bisa meraih impianku dan impian semua orang. “Tetapi, itulah yang aku tunggu-tunggu dari semua calon perwakilan kedamaian. Bahkan anakku sendiri pun tidak dapat aku percaya.” Sekarang aku benar-benar senang. Aku seperti mendapat siraman air dingin ditanah yang tandus. “Craven Alice. Saya mengutusmu untuk menjadi Dewan perwakilan perdamaian antara Kerajaan kita Azhuria dan Kerajaan Shiltz. Apa kau siap?”

Aku benar-benar senang. Akhirnya apa yang ingin aku capai bisa terkabul. “Tentu saya siap yang Mulia! Hamba siap menjadi perwakilan untuk Azhuria dan membuat perdamaian dengan perwakalian dari Shiltz

“Berterima kasihlah dengan teman-temanmu nona Craven. Tanpa mereka memohon kepadaku, mungkin aku tidak akan mendengar apa yang kau katakan. Dan untuk kalian para Petinggi Negeraku, bukalah hati kalian jangan hanya menatap status kekuasaan kalian. Saya permisi dulu…”
Lagi-lagi Kyle dan Roger membantuku. Aku senang bisa mengenal mereka, dan sekarang adalah giliranku untuk mendukung mereka.

“Akhirnya kau mendapatkannya, Alice. Hehe…” Kyle yang tengah keluar dari balik pintu, dan tersenyum dengan senangnya mendengar apa yang dikatakan sang Raja.

“Sudah aku bilang bukan? Kita akan mendukung dan melindungi. Dan ternyata orang bodoh bisa bicara dengan blak-blak seperti itu.” Roger yang berada disebelah Kyle ikut tersenyum atas apa yang telah aku capai.
Entah kenapa air mataku keluar. Namun, ini bukan air mata kesedihan tetapi air mata kebahagiaan. “Aku janji… aku akan membuat Kerajaan kita berdamai kembali dengan Kerajaan Shiltz” Ujarku dengan senyuman.

“itu baru Alice kami…”

Waktu keberangkatanku telah ditentukan. Setelah diangkatnya aku menjadi perwakilan perdamaian. Kyle dan Roger diangkat menjadi Jendral. Sekarang, mereka telah membuat strategi untuk menghindari jatuhnya lebih banyak korban, entah itu Ksatria atau pun warga sipil. Dan sekarang perasaanku benar-benar sangat senang, namun tetap saja kecemasan muncul dibenakku. Aku takut semua kesepakatan yang akan aku lakukan malah mengacaukan semua ini dan membuat perang semakin parah. Tapi aku harus yakin! Semua untuk warga sipil Azhurai dan Shiltz. Tentu saja, untuk Kyle dan Roger yang telah mempercayaiku.

“kau harus semangat Alice! Aku percaya kau pasti bisa”

“walau kau tidak bodoh-bodoh banget, tapi jangan berbuat hal yang memalukan sampai membuat kekacauan Alice”

“Nona Craven. Disana anda akan disambut oleh perwakilan Shiltz, kami semua berharap banyak kepadamu. Semoga anda sukses membuat kesepakatan dengan Shiltz, dan melakukan yang terbaik untuk kedua Kerajaan.”

Aku mengangguk pelan setelah mendengar yang mereka ucapkan. “Aku akan berjuang semampuku.”

Kapal yang telah membawaku telah membunyikan pluitnya. Seakan memberikan peringatan untukku agar cepat naik, rasanya benar-benar sedikit menyakitkan saat aku harus berpisah dengan dua sahabatku dan tanah kelahiranku tetapi bila itu untuk perdamaian. Aku akan melakukan apa saja, karena aku yakin Kyle dan Roger akan selalu mendoakanku. Begitu pun aku yang mendoakan untuk keberhasilan mereka.
Selama diperjalanan menuju Kerajaan Shiltz aku disajikan dengan keindahan pemandangan lautan, serta pula yang tengah menjadi rebutan antar kerajaan tersebut. Walau lewat jalur darat lebih dekat dari pada laut, tetapi hal itu tidak menjamin keamanannya. Dan aku bersyukur melewati jalur laut ini, karna ketika aku melihat pulau yang menjadi rebutan kekuasaan sebuah ide yang mungkin akan membawa perdamaian antar Kerajaan ini. Semoga saja nanti wakil dari Kerajaan Shiltz orang yang baik, dan apakah mereka juga mengirim wanita? Kalo iya pasti akan menyenangkan sekali karna aku akan memiliki teman wanita.

Namun dugaanku salah besar, saat aku turun dari kapal Pesiar dan melihat sebuah papan dengan nama Kerajaanku ditengah kerumunan gadis-gadis yang berteriak dengan hebohkan. Untung saja aku sudah terbiasa melihat pemandangan ini, kalau tidak mungkin aku akan enggan mendekat kearah kerumunan gadis-gadis itu.

“Ma-maaf… permisi…” aku mencoba menerobos masuk kedalam kerumunan tersebut dan rasanya tidak menyenangkan. Bahkan aku sampai tidak sengaja menabrak seseorang karna didorong oleh gadis-gadis ini.

“Kau tak apa nona?” suara yang lembut membuatku menatap pria yang baru saja aku tabrak. Cantik—kesan pertama yang aneh saat melihat wakil dari kedutaan kerajaan Shiltz, mungkinkah pria ini? Dan sepertinya dugaanku benar saat menatap papan yang ia pegangi.

“saya Craven Alice, wakil dari kerajaan Azhuria.”

“Akhirnya ketemu juga, saya Vallen Arthur” Pria itu mengangkat tubuhku dan membuatku menjadi pusat perhatian dari gadis-gadis yang mengerubinginya “Wakil serta Pangeran Kerajaan Shiltz” lanjutnya berbisik ditelingaku. Dan membawaku menjauh dari kerumanan itu.
Dalam perjalanan menuju tempat Konferensi, wajahku tetap saja bersemu. Rasanya sungguh malu saat diperlakukan seperti itu. Terlebih lagi yang melakukannya seorang Pangeran. Kyle, Roger apa salahku sampai hal itu terjadi padaku. Aku terus saja berpikir yang aneh-aneh, dan kecanggungan diantara kita sedikit mengusikku.

“Ma-maaf…” Aku sedikit membuka suara dengan perlahan.

“Panggil saja Arthur. Walau posisiku pangeran, sekarang aku hanyalah seorang wakil sama sepertimu.” Dia tersenyum dengan hangatnya dan seakan ingin melelehkan kecanggungan diantara kita.

“umm… kenapa tuan Arthur ingin menjadi wakil? Bukankah anda seorang pangeran?” aku sangat hati-hati dalam bicara. Salah sedikit mungkin aku bisa mengacaukannya.

“mungkin tidak ada yang tau, kalau aku berteman dengan pangeran Azhuria, Decheva Alex. Saat dia mengirim surat dan menceritakan tentang dirimu.

Aku dan Alex memiliki niat untuk maju menjadi wakil perdamaian juga. Walau begitu, Alex mengurungkan niatnya dan mempercayakan semuanya padamu. Aku pun percaya juga kepadamu, makanya aku ingin bertemu denganmu. Dan bila ingin kau juga tau kalau Alex sudah berada digedung Konferensi” Entah apa yang membuat mereka percaya kepadaku. Tetapi hal ini benar-benar menimbulkan kepercayaan diri yang sangat besar.

Saat aku sampai di gedung Konferensi, aku disambut dengan hangatnya. Ternyata memang benar disana ada pangeran Alex dan beberapa Petinggi Kerajaan yang datang duluan. Tapi yang membuatku lebih senang adalah datangnya para warga-warga desa yang ikut hadir. Sampai seperti itukah kepercayaan mereka kepadaku? Aku benar-benar senang dan tidak percaya! Saat giliranku maju untuk berbicara, aku disambut dengan meriahnya. Kyle… Roger… dan kalian yang tengah berperang doakan aku semoga aku bisa membawa perdamaian.

“Para hadirin yang saya Hormati. Terima kasih atas kepercayaan kalian semua yang telah memberikan kesempatan untukku berbicara didepan kalian. Mungkin saya lancang karna saya hanya gadis desa biasa dan tidak begitu mengerti apa yang tengah terjadi diantara Kerajaan dengan detailnya. Namun, dengan terus berperang juga tidak akan menimbulkan hal yang menguntungkan bagi Kerajaan. Terlebih lagi bagi kami warga desa, yang mati-matian bertahan dihidup ditengah peliknya perekonomian. Dan saat saya menuju kemari, saya melihat pulau yang tengah diperebutkan. Indah dan sangat subur memang. Tetapi, bila kita cermati tempat itu juga bisa menjadi tambang emas bagi kedua Kerajaan. Tempat itu berada dipertengahan perairan yang menghubungkan Kerajaan yang kita banggakan. Bila kita menjadi sekutu dan menyetujui perdamaian. Tempat itu bisa kita kelolah bersama, dan tentu saja kekuatan Kemiliteran antar Kerajaan akan menjadi semakin kuat karna bantuan Kerajaan Azhuria disertai dengan Teknologi yang bertumbuh pesat karna bantuan Kerajaan Shiltz. Para hadirin semuanya saya berharap, amat sangat berharap terlebih lagi untuk para petinggi Kerajaan untuk memikirkan hal ini matang-matang. Dan juga untuk kesejahteraan antara kedua Kerajaan. Terima kasih” Aku benar-benar tegang saat berpidato dan semua hilang karna tepukan meriah yang mereka berikan untukku.

Beberapa bulan kemudian setelah Konferensi, akhirnya pengumuman perdamaian telah ditanda tangani dan Kerajaan Azhuria serta Kerajaan Shiltz kembali berdamai. Kedua Kerajaan juga mulai menjadi sekutu dan mulai melakukan kerja-kerja sama yang telah dibuat. Kyle dan Roger pun telah menjadi Kapten. Dan aku menjadi Penasehat antar Kerajaan. Dan aku benar-benar bersyukur, aku dan kedua sahabatku telah meraih impian yang kita inginkan.

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

Powered by Blogger.

- Copyright © My World - Hatsune Miku - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -