- Back to Home »
- Informasion »
- Melepaskan Sikap Saling Cuek Dalam Keluarga
Dasar dari kehidupan sebuah keluarga Kristiani adalah kasih. Ketika ada sikap saling cuek diantara masing-masing anggota keluarga, kita perlu mencerminkannya dengan nilai-nilai kehidupan Kristiani itu sendiri. Apakah kasih yang seharusnya menjadi dasar hubungan dalam keluarga telah dinyatakan secara benar? Atau justru ada hal-hal yang menghambat kasih itu dinyatakan secara utuh? Romans 12:10 Hendaklah kamu saling mengasihi sebagai saudara dan saling mendahului dalam memberi hormat.
A. Memahami Rasa Cuek
Cuek dapat berarti : Masa bodoh atau pengabaian terhadap situasi, masalah, hubungan antara anggota keluarga. Cuek adalah salah satu cara melarikan diri untuk mendapatkan rasa aman dan nyaman. Ada beberapa hal yang berkaitan dengan sikap cuek.
1. Sikap Cuek Berhubungan dengan tingkat keintiman dalam keluarga:
Seberapa besar kasih di dalam keluarga
Bagaimana menyatakan kasih: pemberian, pujian, cemoohan
Bagaimana mempertahankan keintiman
Dalam sebuah keluarga yang disfungsi, cara-cara menyatakan kasih dan mempertahankan keintiman akan dilakukan dengan tidak sehat. Salah satu ekstrim yang terlihat dalam keluarga disfungsi, kasih jarang atau bahkan tidak pernah dinyatakan sehingga hubungan satu sama lain cenderung dingin atau bahkan penuh konflik. Contoh lain adalah bahwa kasih terkadang diperlihatkan dengan cara saling mencemooh, yang sebenarnya bukan terjadi karena saling membenci, namun karena tidak tahu bagaimana cara menyatakan kasih secara sehat.
2. Komunikasi: Bagaimana cara berinteraksi satu sama lain
1. Bagaimana cara menyatakan pendapat?
2. Bagaimana cara mendengarkan dan memperhatikan?
3. Bagaimana mengelola emosi?
4. Bagaimana peraturan dalam keluarga dijalankan?
Keluarga yang disfungsi cenderung kaku dalam cara-cara berkomunikasi. Seringkali komunikasi hanya berlangsung satu arah, dimana pendapat anggota keluarga tidak diperhatikan. Emosi dan kemarahan diekspresikan dengan cara yang manipulative atau menakutkan. Komunikasi yang tidak terjalin dengan baik akhirnya dapat menimbulkan pola cuek/tidak peduli satu sama lain.
B. Penyebab Sikap Cuek dalam keluarga
1. Keturunan
1. Pola Pengasuhan
Faktor ini memegang peranan penting munculnya sikap cuek dalam keluarga. Seorang ayah yang jarang ngobrol dengan anaknya, bahkan jarang menyapa secara langsung dan hangat tanpa sadar dapat memberikan pola yang sama dalam diri anak-anaknya, sehingga merekapun jarang saling memperhatikan satu sama lain. Dapat juga orangtua yang terlalu sibuk sehingga jarang punya waktu di rumah, sehingga jarang pula untuk saling tahu kegiatan anggota keluarga yang lain. Hal ini lama kelamaan menimbulkan sikap cuek.
James Dobson dalam bukunya Dare to Discipline berpendapat ada masa-masa kritis dalam empat atau lima tahun yang pertama dalam hidup anak-anak dimana dia dengan mudah dapat diajar tingkah laku yang patut. Jika sejak balita tidak pernah dilatih untuk menghargai orangtua dan belajar menolong, sukar diharapkan ia tumbuh jadi remaja ataupun orang dewasa yang sopan santun dan penolong. Amsal 1:8 Hai anakku, dengarkanlah didikan ayahmu, dan jangan menyia-nyiakan ajaran ibumu
Contoh lain adalah dalam keluarga besar, yang memiliki banyak anak. Perhatian orangtua seringkali tidak maksimal karena ada begitu banyak hal yang perlu diurus. Anak tumbuh tanpa perhatian yang cukup sehingga lama kelamaan akan muncul pola cuek dalam hidupnya.
2. Keteladanan
Anak akan melihat apa yang dilakukan orangtuanya. Ketika anak melihat bahwa orangtuanya cenderung dingin satu sama lain atau kurang komunikasi, hal ini dapat menimbulkan pola yang sama dalam diri seorang anak. Tanpa sadar ia akan meneladani sikap orangtuanya sehingga ia menjadi cuek. Bahayanya adalah, ketika suatu saat ia menjadi orangtua, dan memiliki anak-anak juga, ia telah terbiasa dengan sikap cuek tersebut sehingga tak jarang sikap cueknya tanpa ia sadari melukai pasangan hidup dan anak-anaknya, yang membutuhkan perhatian dan kasih yang maksimal. Ephesians 5:15 15 Karena itu, perhatikanlah dengan saksama, bagaimana kamu hidup, janganlah seperti orang bebal, tetapi seperti orang arif,
2. Pengalaman Negatif
Penolakan dan Pengabaian
Ada orang-orang yang mengalami penolakan dan pengabaian yang akhirnya melakukan tindakan yang sama akibat luka yang pernah dialami. Ia secara sadar melakukan tindakan cuek karena ingin melakukan balas dendam terhadap anggota keluarganya, misalnya ayah dan ibunya atau saudaranya, karena mereka telah menolak dan mengabaikan pada masa lalunya.
Pelecehan, Seseorang yang mengalami ketakutan untuk terluka yang kedua kali, atau seseorang yang tidak mau lagi mengingat sakitnya pada masa lalu, sehingga sikap cuek ini member rasa aman dan nyaman dalam dirinya.
3. Hal-hal Lain
Saling berjauhan sehingga jarang ketemu
Orang-orang yang saling berjauhan antara anggota keluarga, misalnya anak-anak yang tinggal ditempat yang berbeda karena sekolah atau bekerja. Mereka waktu kembali ke rumah merasa tidak rekat dalam hubungan sehingga menimbulkan rasa loe-loe – gue-gue, urusanmu-urusanmu – urusanku-urusanku. Hal ini yang semakin membuat semakin kuat cuek dan mengabaikan orang lain dalam anggota keluarga tersebut.
Focus pada satu hal dan melupakan hal-hal yang lain. Misalnya: seorang anak yang mengabaikan keadaan keluarga untuk sementara waktu dapat berkonsentrasi atau berfokus pada persiapan ujian sekolah. Itu baik, tetapi ketika focus itu tidak ada dan anak tersebut cenderung nyaman dengan rasa pengabaian/cuek dengan situasi sekitarnya ini yang membahayakan.
C. Akibat Rasa Cuek
Keintiman dan komunikasi, Ada rumah tangga yang menjadikan rumah hanya sebagai tempat transit atau tempat untuk tidur, hal ini terjadi karena tidak ada keintiman antar anggota keluarga. Misalnya, Orang tua yang sibuk dengan pekerja di luar rumah, anak-anak yang lebih senang bermain atau hidup di luar rumah. Hubungan anak dan orang tua hanya sebatas status atau anak merasa butuh dengan uangnya bukan nasehatnya. Orang tua merasa sudah melakukan kewajibannya untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
Sulit mendapat teguran atau kritik, Ada suatu kepercayaan bahwa kasih yang berlimpah-limpah membuat disiplin tidak dianggap penting. Teguran dan kritik yang baik dianggap mengganggu. Bahkan, Kasih tanpa pengajaran tak akan menghasilkan anak yang mempunyai kepribadian yang penuh keyakinan dan menghargai sesamanya
Individual dan Egois, Anak-anak yang tidak dapat memperhatikan orang lain dan situasi di sekitarnya akan tumbuh menjadi pribadi yang individual dan egois. Apabila hal ini terjadi maka di dalam pikirannya yang terpikir adalah untung dan rugi.
D. Memandang Sikap Cuek dari sudut pandang Ilahi
Peduli terhadap sekitarnya, Philippians 2:4-5 4 dan janganlah tiap-tiap orang hanya memperhatikan kepentingannya sendiri, tetapi kepentingan orang lain juga. 5 Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus,
Untuk melepaskan sikap cuek, maka kita perlu mengasihi mereka, 1 Peter 2:17 17 Hormatilah semua orang, kasihilah saudara-saudaramu, takutlah akan Allah, hormatilah raja!
Cuek tidak rela menerima teguran, Proverbs 15:12 Si pencemooh tidak suka ditegur orang; ia tidak mau pergi kepada orang bijak. Proverbs 12:15 15 Jalan orang bodoh lurus dalam anggapannya sendiri, tetapi siapa mendengarkan nasihat, ia bijak. Proverbs 19:20 20 Dengarkanlah nasihat dan terimalah didikan, supaya engkau menjadi bijak di masa depan. Proverbs 15:32 Siapa mengabaikan didikan membuang dirinya sendiri, tetapi siapa mendengarkan teguran, memperoleh akal budi.
Menghargai orang lain 1 Peter 5:5 5 Demikian jugalah kamu, hai orang-orang muda, tunduklah kepada orang-orang yang tua. Dan kamu semua, rendahkanlah dirimu seorang terhadap yang lain, sebab: “Allah menentang orang yang congkak, tetapi mengasihani orang yang rendah hati.”
Cuek tidak rela menolong, tetapi Tuhan mengajarkan kita untuk bertolong-tolongan menanggung beban bersama. Galatians 6:2 Bertolong-tolonganlah menanggung bebanmu! Demikianlah kamu memenuhi hukum Kristus.
Sikap empati, kemampuan seseorang untuk memiliki kepekaan sosial yang tinggi terhadap sesamanya, dimana ia turut merasakan secara mendalam akan adanya penderitaan, gejolak hati atas segala sesuatu yang dihadapi sesamanya, Luke 7:13 3 Dan ketika Tuhan melihat janda itu, tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan, lalu Ia berkata kepadanya: “Jangan menangis!” Psalm 139:23-24 Selidikilah aku, ya Allah, dan kenallah hatiku, ujilah aku dan kenallah pikiran-pikiranku; 24 lihatlah, apakah jalanku serong, dan tuntunlah aku di jalan yang kekal!
E. Langkah-langkah Praktis melepaskan sikap cuek dalam keluarga
1. Miliki prinsip yang benar tentang kasih dalam keluarga
Buatlah daftar hal-hal dimana Anda sering cuek terhadap anggota keluarga yang lain dan mulailah lakukan yang sebaliknya
Berdoa agar Allah menyatakan dalam diri Anda mengenai prinsip yang benar mengenai kasih dalam keluarga dan bertanya adakah hal-hal yang selama ini menghambat Anda untuk bersikap peduli
2. Buatlah langkah-langkah kecil (baby-step) yang realistis untuk mulai menunjukkan sikap peduli, contohnya:
a. Makan bersama
b. Menanyakan kegiatan hari ini-pulang jam berapa, ketemu siapa, dll
c. Mengingat tanggal ultah setiap anggota keluarga
d. Ucapkan salam, sperti: selamat tidur
e. Nonton tv bersama
3. Mulai membangun komunikasi dalam keluarga
4. Mulailah membaca buku inspirasional atau motivasional mengenai komunikasi yang sehat dalam keluarga
5. Jika Anda tetap merasa terhalang untuk memiliki sikap perhatian terhadap keluarga, mungkin Anda perlu dilayani untuk melihat kehidupan Anda, apakah ada hal-hal dalam pola pengasuhan yang ‘merusak’ bahasa kasih tersebut atau mungkin ada pengalaman negatif yang membuat Anda menjadi orang yang cuek.
Creadit : Pembaharuan Keluarga